Kamis, 25 Oktober 2012

Terbitnya Surya, Masa Depan Karimun Jawa



Minggu, 21 Oktober 2012 saya ikut bersama dengan kawan Traveller Kaskus dan Backpacker Jogja berada di Borobudur untuk mengikuti diskusi  traveling community “Tips and trick: how to be a green traveler” dengan Greenpace dan Travelist Magz sebagai moderator diskusi.

Kita sebenarnya sudah berada di Borobudur sejak sabtu malam menikmati perform dari Navicula Band dan Sudjiwo Tedjo, tidak hanya perform, mereka juga sempat mengutarakan pendapat-pendapat soal energi terbarukan.

Panggung dari Greepeace yang unik ini bernama Climate Rescue Station, kata salah seorang kawan Greenpeace, Climate Rescue Station ini sudah berkeliling ke berbagai belahan dunia untuk kampanye soal perubahan iklim. Dan saya beruntung pernah tidur disana, haha ..

Di Climate Rescue Station ini pun menjadi tempat diskusi kami, mulai sekitar pukul 14.00 WIB, diskusi dibuka dengan perkenalan satu dengan yang lain. Ada yang dari Greenpeace, UGM, Gunung Kidul Jogja, Travelist Magz, dan tentunya kita Traveller Kaskus & Backpacker Jogja. Kemudian dilanjutkan persentasi dari Travelist Magz mengenai bagaimana menjadi "Green Traveller" , materi persentasi bisa di download disini : http://www.the-travelist.com/greentraveler.pdf .

Setelah Travelist Magz memaparkan gagasan Green Traveller nya, muncullah berbagai respon dari pengalaman dan gagasan masing-masing kawan dari berbagai macam daerah di Indonesia, dalam beberapa menit saja berbagai permasalahan dari pelosok nusantara muncul ke permukaan. Mulai dari hutan Kalimantan yang semakin gundul akibat pembukaan lahan untuk penambangan batubara sampai ke rencana pembangunan pembangkit listrik yang tidak ramah lingkungan di berbagai daerah.

Akhirnya saya juga tertarik untuk berbicara mengenai keadaan yang ada di Karimun Jawa, di Karimun Jawa ini masih sangat minim listrik, bahkan mereka hanya menggunakan Listrik Tenaga Diesel untuk penerangan dimalam hari. Dan semakin sedih ketika saya pernah membaca berita disalah satu media (bisa dibaca disini ) menyebutkan bahwa tradisi tidak menyalakan listrik disiang hari karena tidak ada sumber tenaga yang memenuhi untuk bisa dilestarikan, ini bisa menjadi daya tarik wisatawan datang ke Karimun Jawa. Saya berfikir bahwa kasihan sekali masyarakat Karimun Jawa, sudah tidak ada listrik malah diminta untuk melestarikanya.


Melihat kampanye Greenpeace di Borobudur mengenai energi terbarukan yang menggunakan solar panel dengan tenaga surya sebagai sumber energinya, saya rasa ini juga bisa diterapkan di Karimun Jawa. Mengingat kondisi Karimun Jawa yang begitu panas ketika siang hari, ini membuktikan melimpahnya energi surya disana. Masyarakat tidak perlu lagi hidup dalam segala keterbatasan, dan bisa menikmati listrik layaknya masyarakat kota, siang dan malam hari.

Sedih, karena tidak adanya dukungan dari pemerintah dan LSM seperti Ikatan Penulis pariwisata Indonesia (IPPI), terkesan rakus dan arogan hanya melihat dari sisi Pariwisatanya saja.

Sudah saatnya masyarakat Karimun Jawa di Sosialisasi dan di Fasilitasi untuk menggunakan energi terbarukan berdaya surya.

sumber foto dari :
Traveller Kaskus
Greenpeace

Tidak ada komentar:

Posting Komentar